Entahlah
Suka Sama Kamu
Namun aku malu untuk mengawalinya
Jantungku berdebar saat kau menatapku
Jadi salah tingkah bicara sama kamu
Aku tak kuasa saat di depanmu
Tapi mengapa aku selalu tak bisa
Bagaimana caranya agar dirimu
Bisa tahu kalau aku suka
Suka suka suka sama kamu
Jadi salah tingkah bicara sama kamu
Bibirku terbungkam melihat senyummu
Aku tak kuasa saat didepanmu
Tapi mengapa aku selalu tak bisa
Bagaimana caranya agar dirimu
Bisa tahu kalau aku suka
Suka suka suka sama kamu
Tapi mengapa aku selalu tak bisa
Bagaimana caranya agar dirimu
Bisa tahu kalau aku suka
Suka suka suka sama kamu
Tapi mengapa aku selalu tak bisa
Bagaimana caranya agar dirimu
Bisa tahu kalau aku suka
Suka suka suka sama kamu
Suka sama kamu
Bahagia
Mengetahui ada sosok kamu, itu contohnya
(hehehe)
BAHAGIA.
Akhirnya berhasil.
Pertama kali lolos donor darah.
Mengingat enam tahun lalu pernah mencoba tapi belum berhasil.
Kenapa tidak dari dulu-dulu baliknya? diri ini juga mempertanyakan hal yang sama, percayalah!
Kalau belum waktunya, tidak akan terjadi, durung wayahe, jarene.
Dan kali ini, sudah siap niat ke PMI. Berangkat siang sampai di tempat jam setengah dua belas, antri sebentar ada sekeluarga tiga orang yang daftar.
Tidak lama setelah dapat lembar pendaftaran lanjut timbang berat badan (inimah yakin lolos, secara berat nambah susah turun, Ya Allah tolong), lalu cek tensi, Hb dan golongan darah.
Kulihat Hb tertulis 13,5. Tensi normal kalau tidak salah 110/80. Alhamdulillah. lolos.
Lanjut ke ruang tempat ambil darah. Kuserahkan lembar tadi lalu ditanya "sudah dicuci lengannya?" kujawab belum, lalu disuruh cuci dulu ini lengan. Baiklah.
Cuci-cuci pake sabun, tap-tap pake tisu, beres.
Lanjut ditanya lagi, "mau diambil melalui lengan sebelah mana?" Kiri, jawabku. Lalu dipersilakan bersiap di bed yang sandaran tangannya ada di sebelah kiri.
Bed sebelahnya sudah ada pendonor yang hampir selesai, sembari petugas menyelesaikan pendonor sebelahku, dan mempersiapkan peralatan lainnya, ku lihat sekeliling ruangan sudah ada pendonor lima orang dan jumlah petugas dua orang.
Pendonor sebelah selesai, giliranku mulai. "Saya suntik ya, posisi menggenggam dulu tangannya", kata petugas.
Siap, ku menggenggam tangan.
Darah sudah mengalir ke kantong. Santai kawan.
Dan entah bagaimana tiba-tiba ada ibu yang jatuh tersungkur dari kursi. Beres donor ibunya langsung berdiri dari bed pindah duduk di kursi. Dahlah ditolongin sama temannya, lalu ditensi dan dikasih minum oleh petugas.
Diem-diem, daripada diem menunggu penuh itu kantong darah, ya ngobrollah sama petugas.
"Mas itu kenapa tempat kantongnya goyang-goyang kek timbangan?" supaya tau sudah berapa ml.
"Mas, ini buka Senin - Sabtu ya?" buka tiap hari kok.
"lah saya lihat di maps ini" *sambil nunjukkin hape* lalu Masnya nanya petugas satunya memastikan jam buka, ternyata jam buka Minggu untuk kegiatan tentatif/undangan/kerjasama bisa di luar/dalam kantor. Sepertinya Mas ini pegawai baru.
"Ini nanti kantong darah disimpan dimana?" ada bank darah, di belakang. "di kantor ini?" iya.
"Sudah menangani berapa pendonor hari ini? 16, "banyak juga ya"
"Ada jam istirahatnya?" ada, jam 12. "Lah harusnya ini sudah istirahat. Oh, sorryyy. Berarti kalau ada yang baru daftar sekarang, nunggu sejam lagi untuk diambil darahnya?" iya.
Proses donor darah tidak lama, kurang dari setengah jam sudah beres.
Pas lihat selangnya, aku nyeletuk : darahkuuuu, petugasnya senyum, maaf Mas baru pertama kali saya, wkwkwk.




